Sejak diberlakukannya Undang-undang tentang ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003, perusahaan boleh menggunakan jasa outsourcing dalam menjalankan operasionalnya.
Business Process Outsourcing (BPO) atau lebih sering disebut dengan outsourcing saja merupakan kegiatan pengalihdayaan sebagian pekerjaan dalam perusahaan kepada pihak ketiga.
BPO dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi pada perusahaan pengguna atau user serta guna mengurangi risiko sehingga bisa lebih fokus pada pengembangan bisnisnya.
Apa yang dimaksud dengan Business Process Outsourcing?
Seperti yang telah disinggung secara singkat di atas bahwa BPO merupakan kegiatan alih daya sebagian proses pekerjaan dalam perusahaan kepada pihak luar atau pihak ketiga.
Pengalihdayaan pekerjaan tersebut dilakukan dengan kontrak kerjasama yang jelas disertai dengan hak dan kewajiban dari kedua belah pihak, yaitu perusahaan pengguna atau user dan penyedia jasa atau pihak outsourcing.
Penggunaan tenaga outsourcing biasanya dilakukan pada bagian penunjang operasional perusahaan seperti tenaga keamanan dan kebersihan.
Namun tidak jarang juga perusahaan melakukan BPO untuk jenis pekerjaan yang berhubungan langsung dengan proses operasionalnya seperti tenaga operator produksi di pabrik contohnya.
Kedudukan antara perusahaan sebagai user dengan penyedia jasa outsourcing adalah setara karena sifat kerjasama yang dilakukan adalah partnership, bukan sebagai atasan dan bawahan.
Menyerahkan sebagian proses dan pekerjaan kepada jasa outsourcing membuat perusahaan lebih efisien dalam menjalankan operasionalnya sehingga lebih fokus pada inti dari bisnis yang dilakukannya.
Business Insights: Langkah Untuk Memprediksi Penjualan Ke Depan
Cara Melakukan Business Process Outsourcing?
Sebagai sebuah sistem yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan tentu saja BPO mempunyai cara kerja sendiri.
Menurut pasal 64 UU tentang tenaga kerja No. 13/2003 dikatakan bahwa perusahaan yang mengalihdayakan pekerjaannya kepada outsourcing dilakukan melalui perjanjian atau kontrak tertulis yang dilakukan secara borongan.
Cara pelaksanaan BPO pada perusahaan dilakukan dengan metode sebagai berikut:
1. Sistem Kontrak Karyawan Outsourcing
Adapun sistem kontrak yang dikenakan kepada tenaga kerja outsourcing tersebut diatur dalam pasal 56 UU tentang tenaga kerja nomor 13/2003. Sistem kontrak kerja yang dimaksud terdiri dari 2 jenis, yaitu:
- Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), yang dibuat berdasarkan jangka waktu tertentu hingga selesainya pekerjaan yang dimaksud.
- Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
2. Sistem Perekrutan Karyawan Outsourcing
Pada intinya sistem perekrutan yang dilakukan kepada calon karyawan outsourcing tidak ada bedanya dengan perekrutan pada umumnya.
Hanya saja seleksi perekrutan karyawan dilakukan oleh jasa penyedia tenaga kerja bukan oleh perusahaan user-nya.
Tahapan seleksi dalam rekrutmen juga sama yaitu tes tertulis, tes wawancara, pengukuran tinggi badan dan lain-lainnya sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan pengguna (user).
Baca juga: Bagaimana Outsourcing Staf Admin Bisa Membantu Bisnis?
3. Sistem Pembayaran Karyawan Outsourcing
Gaji yang diterima oleh karyawan outsourcing diberikan oleh jasa penyedia tenaga bukan langsung oleh perusahaan pengguna.
Setiap bulannya penyedia jasa akan mengirimkan tagihan kepada perusahaan pengguna yang nantinya akan dijadikan gaji karyawan dan biaya operasional lainnya.
Setelah menerima uang dari perusahaan pengguna barulah jasa outsourcing akan membayarkan gaji kepada karyawan mereka.
Biasanya ada pemotongan gaji yang besarnya sesuai kesepakatan awal dari karyawan kepada jasa outsourcing tersebut.
Namun ada juga perusahaan outsourcing yang tidak melakukan pemotongan gaji kepada karyawannya.
Penyedia jasa tenaga kerja outsourcing yang tidak memotong gaji karyawan pada umumnya telah memperhitungkan dan memasukkan fee ke dalam tagihan kepada perusahaan pengguna.
Apa Manfaat Menggunakan Business Process Outsourcing?
Di tengah persaingan bisnis yang kian ketat dan berat ini pemilihan sistem BPO merupakan tindakan yang bijaksana.
Hal tersebut mengingat banyak manfaat yang bisa diperoleh perusahaan dengan adanya outsourcing. Adapun manfaat yang dimaksud antara lain yaitu:
1. Produktivitas dan Efektivitas Perusahaan Meningkat
Jika semua bagian di perusahaan menggunakan karyawan internal maka yang terjadi adalah fokus pada inti bisnis bisa terpecah dan tidak tercapai target yang diinginkan.
Hal itu terjadi karena perusahaan tidak bisa fokus mendapatkan SDM berkualitas untuk menunjang operasional intinya.
Dengan mempercayakan sebagian pekerjaan kepada outsourcing maka perusahaan akan lebih fokus pada para karyawan internal agar memiliki kompetensi bagus sehingga produktivitas dan efektivitasnya meningkat.
Baca juga: Manfaat Outsourcing Bagi Bisnis Semakin Terasa Saat Pandemi
2. Lebih Efisien dari Segi Biaya
Dalam sebuah perusahaan apalagi industri manufaktur yang membutuhkan karyawan dalam jumlah sangat banyak hingga ratusan tentu akan repot kalau mencarinya sendiri.
Jika semua karyawan di seluruh bagian harus berasal dari internal bayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk rekrutmennya.
Belum lagi nantinya harus membayar gaji dan tunjangan mereka baik ketika ada pekerjaan atau tidak. Tentu kondisi seperti ini sangat memberatkan keuangan perusahaan.
Berbeda jika menggunakan outsourcing maka perusahaan bisa menggunakan PKWTT untuk jenis pekerjaan yang tidak diketahui secara pasti kapan selesainya.
Dengan begitu perusahaan hanya akan membayarkan gaji kalau ada pekerjaan yang harus dilakukan oleh karyawan tersebut.
Penyedia jasa outsourcing juga biasanya menyediakan semua alat dan perlengkapan yang dibutuhkan sehingga perusahaan tidak perlu membelinya sendiri.
Contohnya outsourcing bagian kebersihan sudah menyediakan alat dan semua perlengkapan seperti sabun, cairan kimia pembersih dan sebagainya.
