Mengenal Apa Itu Retail dan Cara Kerja Bisnisnya

Share

Bisnis retail atau ritel sudah dilakukan sejak puluhan tahun yang lalu namun memang istilah tersebut baru populer digunakan beberapa waktu belakangan ini seiring semakin banyaknya minimarket dan supermarket.


Apa yang dimaksud dengan Retail?

Anda pasti sudah tidak asing dengan istilah retail dalam dunia bisnis dan perdagangan hanya saja apakah sudah mengerti apa maksudnya.

Pengertian retail secara sederhana adalah jenis perniagaan atau perdagangan di mana barang ataupun jasa yang dijual langsung ditawarkan kepada konsumen akhir.

Biasanya konsumen retail menggunakan produk atau jasa yang dibelinya tersebut untuk konsumsi pribadi bukan dijual dijual kembali.

Karena pada umumnya dipergunakan untuk konsumsi pribadi biasanya retail melakukan penjualan dalam skala kecil.

Retail bisa juga diartikan sebagai eceran di mana orang membeli produk dalam jumlah satuan bukan borongan atau grosir. 

Prospek bisnis ritel ini dianggap semakin bagus karena targetnya adalah untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dari konsumen.

Seiring berkembangnya teknologi bisnis ritel banyak juga dilakukan secara online bukan sebatas pada toko konvensional saja.


Baca juga: 4 Tips Melakukan Audit Retail

sampingan solutions


Bagaimana Cara Kerja Retail?

Seperti yang sudah sedikit dijelaskan sebelumnya bahwa bisnis retail adalah bisnis di mana penjualan produk baik barang ataupun jasa langsung kepada konsumen akhir.

Biasanya para konsumen tersebut mempergunakan produk yang dibelinya tersebut hanya untuk keperluan konsumsi pribadi tidak untuk dijual kembali.

Oleh karena itulah penjualan yang dilakukan retail kepada konsumennya biasanya dalam jumlah satuan atau eceran bukan grosiran atau borongan.

Nah, dalam operasionalnya bisnis ritel menjadi perantara pemasaran dari grosir yang besar atau produsen utama kepada konsumennya yang akan membeli produk dalam jumlah kecil atau eceran.

Konsumen yang membeli produk secara satuan dengan jumlah tertentu dari kelompok bisnis yang lebih besar disebut dengan pengecer atau retailer.

Retailer bisa saja menjual kembali produk yang telah dibelinya tersebut kepada orang lain dengan menentukan harga baru untuk mendapatkan keuntungan.

Ritel menjadi faktor penting yang akan menjaga berjalannya rantai pasokan atau supply chain dari produsen kepada konsumennya, tanpa harus berinteraksi secara langsung.


Baca juga: Tujuan dilakukannya Retail Audit


Apa Saja yang Termasuk Bisnis Retail?

Selama ini pemahaman kita tentang bisnis ritel mungkin hanya sebatas pada supermarket ataupun minimarket saja.

Padahal sebenarnya masih banyak lagi jenis bisnis yang termasuk dalam kelompok ritel. Kategori bisnis ritel bisa dilihat dari beberapa hal berikut ini:


1. Berdasarkan Jenis Produk yang dijual

Ritel bisa dilihat dari apa jenis produk yang ditawarkan kepada konsumennya. Berdasarkan pada jenis produk yang dijual, ritel dibagi lagi menjadi 3, yaitu :

a. Product retailing

Yang dimaksud dengan product retailing adalah ritel yang memasarkan produk yang menjadi kebutuhan konsumen.

Contoh: toserba, minimarket, apotek, dan sebagainya.


b. Service retailing

Yaitu jenis retail yang menawarkan jasa atau pelayanan kepada konsumennya.

Contoh: rental mobil, persewaan buku, sewa apartemen, dan sebagainya.


c. Non-goods retail service

Bisa dikatakan ini adalah bagian dari service retailing dalam jenis jasa yang lebih spesifik.

Contoh: pemandu wisata, pengasuh bayi, dan sejenisnya.


d. Owned goods services

Yaitu jenis ritel yang memberikan layanan berupa perbaikan ataupun modifikasi barang milik konsumen.

Contoh: bengkel, reparasi alat elektronik, dan sejenisnya.


e. Non-store retail

Jika kita menjual barang dagangan melalui marketplace yang sudah ada maka disebut sebagai non store retail


2. Berdasarkan Kepemilikan

Ritel juga bisa dilihat dari kepemilikannya, yang terdiri dari :

a. Mandiri atau independen

Ritel mandiri adalah bisnis ritel yang berjalan secara mandiri atau independen tanpa adanya afiliasi dalam bentuk apapun.

Contoh: warung atau toko kelontong


b. Waralaba atau franchise

Retail yang dijalankan dengan sistem franchise dengan melibatkan pihak pemilik produk atau merek (franchisor) dan pelaku franchise atau franchisor, untuk menjual produk yang sama dan biasanya telah dikenal publik.

Contoh: KFC, apotek K-24, Indomaret, dan sejenisnya.


c. Kelompok usaha

Merupakan ritel yang memiliki jaringan yang saling terkait dan berada di dalam satu manajemen.

Contoh: seperti department store atau swalayan.


3. Berdasarkan Skala Usahanya 

Sedangkan ritel berdasarkan pada skala usaha yang dilakukan dibagi menjadi:

a. Skala Kecil

Yang termasuk ritel skala kecil adalah penjual yang melakukan bisnisnya untuk konsumen yang tidak terlalu besar. Ritel skala kecil ini disebut juga sebagai pengecer tradisional.

Contoh: pedagang kaki lima, pedagang keliling, dan sejenisnya.


b. Skala Besar

Ritel skala besar adalah pengecer atau retailer yang melakukan penjualan dalam jumlah yang cukup besar.

Contoh: supermarket, department store, dan sebagainya.


Itulah penjelasan singkat mengenai bisnis retail yang diharapkan bisa menambah pemahaman serta pengertian yang benar pada masyarakat.

Dengan lebih memahami segala hal tentang ritel diharapkan bisa membantu Anda yang tertarik untuk mencoba bisnis tersebut.

Tags:

Share

You may also like

Staffinc — Dalam dunia logistik, admin gudang memiliki peran

F&B Service Adalah Poin Penting untuk Menaikkan Nilai

Gambaran Struktur Organisasi FB Service serta Pembagian Tugasnya

Solusi
Industri
Staffing
Platform
Procurement & Rental