Di tengah persaingan kerja yang semakin ketat, pekerjaan sebagai on demand worker Jakarta juga semakin berpeluang besar. Apalagi ada banyak perusahaan yang mencari pekerja dalam bidang ini.
Menjadi generasi muda masa kini, kita memang dituntut harus aktif dan kreatif. Nggak bisa cuma ngandelin tampang, tinggi badan, sama kenalan. Kalau dasar orangnya sudah malas-malasan, tetap saja bakal jadi pengangguran.
Sadar atau nggak, perkembangan di dunia kerja itu sudah seperti perubahan lifestyle. Cepet banget. Kalau kita nggak aktif gerak, gelar bakalan mangkrak. Begitu juga kalau kita kebanyakan alasan, pasti ketinggalan.
Masalahnya, setelah pandemi ini “mampir” dan betah di Indonesia, dunia kerja seolah mengalami pergeseran. Salah satu penyebabnya yaitu perekonomian yang anjlok dengan angka yang cukup signifikan. Mungkin kalian juga terasa ya, mencari pekerjaan semakin susah.
Para pengusaha pun memutar otak untuk mengeluarkan sedikit biaya, tapi bisa memenuhi kebutuhan pasar. Wajar sih, karena setiap orang pasti pengennya untung. Makanya, mereka mulai melirik trend on demand worker Jakarta.
Apa Itu On Demand Worker Jakarta?
Secara umum, on demand worker Jakarta artinya pekerja lepas. Tapi jangan disamakan dengan freelance, ya. Meski sedikit mirip, tapi penerapannya tetap berbeda. Kalau freelance ‘kan pekerja lepas yang benar-benar lepas, nggak ada ikatan kontrak dengan sebuah perusahaan. Sementara on demand worker ada ikatan kontraknya dan benar-benar siap kerja saat dibutuhkan. Setelah perusahaan nggak butuh, maka kontrak pun selesai.
(Baca juga: Apa Itu On Demand Worker?)
Kalian pasti pernah mendengar pepatah tentang ibukota yang lebih kejam daripada ibu tiri, kan? Hal ini benar adanya, terutama dalam sistem on demand worker Jakarta. Kalau skill nggak jempolan, siap-siap pulang kampung tanpa penghasilan. Apalagi ibukota memiliki warga yang begitu banyak, persaingan antar calon pekerja pun akan semakin ketat. Masih mikir, lebih enak jadi kaum rebahan?
Contoh Perusahaan dengan Sistem On Demand Worker Jakarta
Meskipun selentingan masih terdengar asing, faktanya sudah ada beberapa perusahaan yang menggunakan on demand worker Jakarta. Bahkan, sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu, lho. Mungkin istilahnya saja yang terasa baru, tapi nggak dengan sistem kerjanya. Berikut adalah beberapa contoh perusahaan yang menggunakan on demand worker:
1. Pemborong atau Kontraktor
Bagi seorang pemborong, mendapatkan proyek hingga milyaran rupiah merupakan sebuah anugerah. Tapi nggak mungkin dikerjakan sendiri, kan? Oleh karena itu, mereka membutuhkan tenaga kerja yang siap untuk bekerja dan menguasai di bidangnya. Nah, on demand worker bisa menjadi jalan keluar. Selain bekerja sesuai kebutuhan, pemborong juga bisa melakukan pengawasan secara langsung.
2. Jasa Sewa Genset
Jasa penyewaan genset mulai marak di ibukota. Tapi mereka nggak setiap hari mendapat penyewa, kan? Jika mempekerjakan karyawan tetap, maka perusahaan akan rugi. Lha, wong nggak kerja, tapi tetap membayar gaji, berikut dengan uang makan, uang transport, jaminan kesehatan, dan lain-lain.
Oleh karena itu, mereka lebih memiliki pekerja on demand. Selain nggak perlu membayar pembiayaan itu, perusahaan juga bisa mendapatkan teknisi berpengalaman.
3. Perusahaan Entertainment
Perusahaan entertainment sebenarnya sudah lama menggunakan konsep ini. Kok bisa? Bisa, dong. Mereka kan hanya menggunakan jasa artis untuk program tertentu saja, seperti pembuatan film, sinetron, iklan, host, dan lain-lain. Setelah keperluan tersebut selesai, kontrak juga kelar. Kalaupun tetap ingin menggunakan jasanya, maka perusahaan harus memperbaharui kontrak.
4. Event Organizer
Menjadi penyedia jasa event organizer itu nggak gampang, lho. Mereka harus bisa menyuguhkan konsep sesuai yang diinginkan klien. Dan seringnya, setiap klien memiliki minat atau keinginan yang berbeda-beda. Misal, klien satu lebih suka nuansa “Jawa”, tapi yang satunya lagi cenderung ke western.
Oleh karena itu, EO lebih untung jika menggunakan on demand worker Jakarta. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan pekerja yang memang menguasai bidangnya. Belum tentu kan, penyanyi lagu barat bisa menyanyikan langgam jawa?
Seiring berkembangnya teknologi, nama on demand worker Jakarta semakin melejit. Nggak hanya bagi perusahaan, sistem ini juga menguntungkan pekerja. Karena mereka bisa mengembangkan diri dengan bekerja di berbagai perusahaan.
Contoh seorang content writer. Dengan melayani berbagai jenis tulisan atas permintaan klien, maka wawasan dan pengalamannya akan lebih luas. Semakin expert, maka harga tulisannya akan semakin tinggi. Keren, kan? So, jangan mau hanya berpangku tangan dan menerima keadaan. Bergerak dan majulah.