Ketika dipergunakan dengan tepat, labor analytic akan memberikan keunggulan kepada sebuah perusahaan dalam berkompetisi. Namun, fakta yang sering terjadi sebaliknya. Data-data yang ada gagal dimanfaatkan dengan baik. Kemajuan bisnis yang diharapkan tidak terwujud.
Memanfaatkan labor analytic sebenarnya memberi kekuatan kepada perusahaan untuk mengelola tenaga kerja lebih baik. Ketika digabung dengan perangkat manajemen tenaga kerja, labor analytic akan memberikan aneka hal bermanfaat.
Tercatat setidaknya ada empat kegunaan labor analytic yang patut digarisbawahi. Berikut ini perinciannya.
- Memprediksi kebutuhan rekrutmen ke depan.
- Menghitung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
- Analisis kompensasi dan kerja lembur.
- Meningkatkan employee engagement.
Namun, fakta di lapangan, sejumlah manfaat tersebut sering tidak bisa diperoleh oleh perusahaan. Laporan PwC Saratoga 2019 menyebutkan bahwa 55% perusahaan gagal melakukan analisis karyawan yang berperforma bagus.
Kegagalan itu bukan berarti labor analytic tidak bermanfaat. Hal yang terjadi adalah kesalahan dalam pemanfaatannya. Maka, penting untuk memastikan data labor analytic dimanfaatkan dengan tepat.
Untuk bisa memastikannya, terdapat beberapa langkah yang harus diambil perusahaan. Inilah langkah-langkah tersebut.
1. Lakukan Pemantauan Secara Rutin
Perusahaan harus mau melakukan pemantauan data secara rutin. Para pemimpinnya disarankan untuk meminta data secara berkala dan terus-menerus. Semakin sering melakukannya, maka potensi untuk mendapatkan data berharga makin besar.
Hasil riset Workforce yang bertajuk Unleashing the Power of Performance Analytics 2015 menemukan perbedaan besar antara perusahaan berperforma baik dan biasa terkait pemanfaatan data labor analytic. Perusahaan berkinerja optimal cenderung lebih sering meminta datanya. Sedangkan perusahaan yang kurang sukses memang jarang menggunakan labor analytic.
Fakta tersebut memperlihatkan labor analytic memang berarti penting. Maka, keseriusan untuk memanfaatkannya sangat diperlukan.
2. Kaitkan Dengan Kebutuhan Bisnis
Labor analytic akan menghasilkan data-data yang menunggu untuk dimanfaatkan. Namun, perusahaan seringkali malah kebingungan. Mana data yang akan dipakai? Akhirnya, data yang digunakan malah tidak tepat guna dalam mendukung performa bisnis.
Untuk menghindarinya, perusahaan perlu jeli. Dari awal, carilah data-data yang memiliki kaitan dengan kebutuhan bisnis. Misalnya untuk memprediksi skill yang akan dibutuhkan ke depan, perusahaan bisa menyelaraskannya dengan arah bisnis yang diambil.
Hal ini akan membuat data yang diperoleh akan relevan dengan kebutuhan. Dengan demikian, manfaat labor analytic akan terlihat nyata.
3. Manfaatkan Perangkat yang Tersedia
Disarankan untuk mau memanfaatkan berbagai perangkat analisis yang berbeda-beda. Hal ini demi memperoleh data yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan.
Sebagai contoh untuk keperluan internal, data mengenai ukuran kepuasan pelatihan karyawan yang dilakukan sangat penting. Namun, untuk memprediksi berbagai hal ke depan, pemodelan dapat dilakukan.
Pemanfaatan aneka perangkat yang berbeda akan menghasilkan variasi data. Perusahaan akan bisa mengambil keputusan dengan baik berbekal pemahaman yang luas tersebut.
4. Analisis Dengan Tepat
Data sudah dimiliki. Namun, kesalahan analisis bisa berakibat fatal. Perusahaan jadi tidak bisa mendapatkan manfaat labor analytic yang digunakannya.
SHRM menyarankan perusahaan agar memulai pemanfaatan data secara lebih sederhana. Awali semuanya dalam skala kecil dan terorganisasi. Hal ini akan memudahkan analisis supaya lebih akurat.
Merekrut sosok yang mampu membaca data dengan tepat sangat penting. Data Scientist misalnya bisa direkrut untuk memastikan analisis data yang dilakukan tidak menyimpang. Kalau itu bisa dilakukan, data-data dari labor analytic bisa memberi manfaat optimal.
Tren pemanfaatan labor analytic terus berkembang. Namun, agar hasilnya benar-benar optimal, pastikan penggunaannya tepat guna. Lakukan hal-hal yang sudah dipaparkan supaya data-datanya benar-benar bermanfaat bagi kemajuan bisnis.